Strategi Mengembangkan Bisnis Kecil di Era Digital
Memulai dan mengembangkan bisnis kecil bukanlah perkara mudah, terlebih di era digital yang berubah cepat. Persaingan semakin ketat, dan pelanggan makin selektif dalam memilih produk atau layanan. Namun, kemajuan teknologi juga membawa peluang besar bagi pelaku UMKM untuk bertumbuh, menyesuaikan diri, dan bersaing secara sehat bahkan dengan perusahaan besar. Artikel ini membahas strategi konkret dan berdasarkan pengalaman langsung dalam membangun dan mengembangkan bisnis kecil secara digital.
Sebagai pelaku usaha mikro di bidang makanan dan minuman sejak 2018, saya melihat pergeseran besar dalam pola belanja dan ekspektasi pelanggan. Jika dulu cukup mengandalkan lokasi strategis, kini kehadiran online adalah keharusan. Inilah alasan saya mulai membangun kehadiran digital bisnis saya sejak tahun pertama.
1. Pahami Kebutuhan Pelanggan Secara Spesifik
Langkah pertama yang sangat krusial adalah benar-benar memahami siapa pelanggan Anda dan apa yang mereka butuhkan. Banyak pelaku UMKM membuat kesalahan dengan mencoba menjangkau semua orang — padahal strategi seperti ini jarang efektif.
Contoh, ketika saya memulai usaha katering sehat, saya tidak langsung membidik seluruh kalangan. Saya fokus pada pekerja kantoran usia 25–40 tahun di wilayah Jakarta Selatan yang peduli gizi tetapi tidak sempat masak. Dari situ saya membentuk paket menu harian dengan pengantaran tepat waktu.
Mengetahui persona pelanggan akan membantu Anda dalam menyusun pesan pemasaran, memilih platform digital, bahkan menentukan fitur produk. Anda juga bisa mengadakan survei kecil via Google Forms atau polling di Instagram Story untuk mengenal lebih dalam kebutuhan target market Anda.
2. Manfaatkan Platform Digital Sesuai Tujuan
Tidak semua platform digital cocok untuk semua jenis bisnis. Penting untuk memilih yang sesuai dengan jenis produk atau layanan Anda serta karakteristik pelanggan target.
Misalnya:
-
Instagram & TikTok cocok untuk produk visual seperti fashion, makanan, atau kerajinan tangan.
-
LinkedIn lebih efektif untuk jasa profesional, seperti pelatihan atau konsultasi bisnis.
-
Google Business Profile (dulu: Google Bisnisku) wajib dimiliki untuk bisnis lokal yang mengandalkan pencarian lokasi.
Pengalaman saya menunjukkan, kombinasi Instagram dan Google Maps cukup kuat untuk membangun kepercayaan awal pelanggan. Apalagi jika Anda bisa mengumpulkan ulasan positif dari pelanggan secara organik.
3. Buat Konten yang Memberi Nilai, Bukan Sekadar Promosi
Kesalahan umum pelaku UMKM adalah hanya fokus jualan — upload produk, diskon, promo. Ini tidak cukup. Anda perlu membangun hubungan dan edukasi pelanggan. Di sinilah pentingnya konten.
Konten yang edukatif, informatif, atau menghibur akan menarik perhatian lebih banyak calon pelanggan. Contohnya:
-
Tips memilih bahan makanan sehat.
-
Video behind-the-scenes proses pembuatan produk.
-
Kisah inspiratif dari pelanggan yang puas.
Dalam kasus bisnis saya, saya membuat video pendek tentang proses memasak makanan sehat dan membagikannya di Instagram dan TikTok. Salah satu video “Meal Prep Sehat untuk Seminggu” mendapat lebih dari 40 ribu tayangan dalam dua hari. Ini berdampak langsung pada peningkatan pemesanan.
4. Tampilkan Bukti Pengalaman dan Kredibilitas
Salah satu cara membangun kepercayaan adalah menunjukkan bahwa Anda tahu apa yang Anda bicarakan. Anda bisa menambahkan:
-
Testimoni pelanggan.
-
Sertifikat pelatihan/kursus.
-
Tautan ke profil bisnis Anda di marketplace atau media sosial.
-
Atau kisah perjalanan usaha Anda dari awal.
Sebagai contoh, saya pernah mengikuti pelatihan digital marketing dari Kominfo dan memajang sertifikatnya di halaman “Tentang Kami”. Hal ini memberi kesan bahwa saya serius dan terus belajar.
Jika Anda punya pengalaman nyata menggunakan strategi tertentu, ceritakan secara jujur. Misalnya:
"Saya pernah mencoba menggunakan Facebook Ads selama 2 minggu dengan budget Rp200.000. Hasilnya memang tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk mendapat 12 pelanggan baru. Lalu saya pelajari ulang audiens-nya, dan hasil berikutnya meningkat 3 kali lipat."
Detail seperti ini menunjukkan pengalaman langsung (Experience) dan keahlian nyata (Expertise).
5. Gunakan Data & Referensi untuk Meningkatkan Kredibilitas
Klaim atau tips Anda akan lebih dipercaya jika didukung data. Jangan ragu mengutip hasil survei, laporan industri, atau referensi dari sumber kredibel. Contohnya:
-
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, lebih dari 19 juta UMKM telah onboarding digital hingga akhir 2023.
-
Studi dari Google Indonesia menunjukkan bahwa 74% konsumen Indonesia mencari informasi produk secara online sebelum membeli.
Sisipkan data semacam ini dalam konten Anda untuk memperkuat posisi sebagai sumber terpercaya.
6. Tawarkan Akses ke Contoh atau Template Bisnis
Banyak pembaca bukan hanya mencari informasi, tetapi juga actionable tools. Salah satu strategi yang efektif adalah menyisipkan tautan ke sumber daya yang dapat digunakan langsung.
Sebagai contoh, jika Anda menulis tentang perencanaan bisnis, Anda bisa mengarahkan pembaca ke link contoh proposal bisnis agar mereka bisa melihat atau mengunduh template yang sesuai.
Bentuk konten semacam ini juga memberi nilai tambah nyata bagi pengunjung dan menunjukkan Anda memahami kebutuhan mereka secara mendalam.
7. Tingkatkan Kredibilitas Melalui Struktur Situs dan Informasi Penulis
Google memperhatikan “siapa” yang menulis konten. Apakah penulisnya terlihat berpengalaman? Apakah ada informasi pendukung seperti halaman “Tentang Kami”, profil penulis, atau portofolio?
Jika Anda belum menambahkan:
-
Byline (baris nama penulis dan latar belakangnya).
-
Halaman profil penulis dengan pengalaman profesional, proyek terdahulu, atau latar belakang pendidikan.
-
Halaman “Tentang Kami” yang menceritakan latar belakang bisnis, nilai-nilai, dan tujuan Anda.
Semua ini adalah bagian dari Authoritativeness dan Trustworthiness. Meski sederhana, perubahan ini bisa memberi pengaruh signifikan terhadap persepsi mesin pencari maupun pembaca.
8. Fokus pada Tujuan Pengunjung (Search Intent)
Setiap pengunjung datang dengan maksud tertentu. Artikel Anda harus bisa membantu pengunjung menyelesaikan “tugas” mereka — apakah itu mencari strategi, mencari inspirasi, atau mengunduh contoh dokumen bisnis.
Jika artikel Anda membahas "strategi bisnis kecil", pastikan isinya memang membahas:
-
Langkah-langkah realistis.
-
Contoh nyata dari UMKM, bukan hanya teori.
-
Sumber daya pendukung seperti alat, referensi, atau contoh proposal bisnis.
Dengan begitu, pembaca akan merasa puas dan tidak perlu mencari artikel lain — indikator bahwa search intent telah terpenuhi.
Comments
Post a Comment